Bareksa.com - Tim Analis Bareksa merekomendasikan investor untuk tetap memiliki reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi tahun ini seiring dengan banyaknya penerbitan obligasi, setelah pemilu hampir selesai dalam satu putaran.
Bareksa merekomendasikan Capital Fixed Income, Trimegah Dana Obligasi Nusantara, I-Hajj Syariah Fund, Syailendra Pendapatan Tetap Premium dan STAR Stable Income Fund. Alasannya, penerbitan obligasi pada tahun ini masih memiliki kupon yang tinggi akibat masih tingginya suku bunga BI, yang berkontribusi pada kinerja produk pendapatan tetap.
Beli Capital Fixed Income Fund
Beli Trimegah Dana Obligasi Nusantara
Tabel Kinerja Reksadana Rekomendasi Bareksa
Reksadana Rekomendasi Bareksa | Dana Kelolaan | Imbal Hasil | ||
1 Januari - 23 Februari 2024 | 1 Bulan | 1 Tahun | ||
Rp10,6 Miliar | 1,14% | 0,58% | 2,39% | |
Rp683,3 Miliar | 1,02% | 0,56% | 7,36% | |
Rp1,69 Triliun | 0,94% | 0,52% | 6,49% | |
Rp3,63 Triliun | 0,90% | 0,52% | 5,46% | |
Rp3,42 Triliun | 0,87% | 0,48% | 6,41% |
*Baru meluncur di Bareksa
Sumber: Tim Analis Bareksa, data per 23 Februari 2023
Beli Syailendra Pendapatan Tetap Premium
Dari kacamata global, investor mulai berfokus ke negara Asia yang mencatatkan pertumbuhan lebih baik terutama dengan negara yang memiliki sumber daya alam dan bonus demografi. Hal tersebut bisa dilihat bahwa sekarang India menjadi pilihan utama setelah pemerintah China tidak memberikan kepastian kebijakan yang mendukung pemulihan konsumsi dalam negeri.
Kuatnya konsumsi di India juga nantinya memberikan dampak positif bagi permintaan minyak sawit, batubara serta emas yang biasa diekspor ke negara tersebut dari Indonesia. Seperti terlihat di dalam grafik, merah menandakan kontraksi dan hijau mewakili pertumbuhan. Indonesia dan sejumlah negara Asia cenderung untuk tumbuh, sementara negara Eropa yang lebih banyak merah cenderung untuk kontraksi.
PMI Index Global Menunjukan Asia Lebih Baik daripada Eropa dan Amerika Selama 2 Tahun Terakhir
Sumber: Bloomberg
Lalu, tahun ini merupakan tahun yang penting karena banyaknya perencanaan pembangunan smelter baik untuk tembaga, nikel, bauksit dan mineral penting lainnya. Pemerintah akan tetap fokus terhadap hilirisasi terutama yang berhubungan dengan energi bersih ramah lingkungan yang bahan bakunya berasal dari Indonesia. Hal ini penting untuk pemerataan pembangunan ekonomi Indonesia baik dari sisi SDM, transfer teknologi dan infrastruktur yang ada di daerah sekitarnya.
Kemudian, Pemerintah menargetkan surplus neraca perdagangan bisa meningkat dengan signifikan dengan adanya larangan ekspor bauksit tahun ini. Berbekal surplus neraca perdagangan dan terjaganya neraca berjalan, Analis Bareksa juga melihat potensi penguatan Rupiah ke kisaran Rp 15.200-15.400 per Dolar AS.
Perlu diingat kembali, investasi mengandung risiko, sehingga investor perlu membekali diri dengan informasi soal potensi keuntungan dan risiko dari investasinya di pasar keuangan.
(Ariyanto Dipo Sucahyo/Sigma Kinasih/Christian Halim/hm)
* * *
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Konten bersponsor. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksa dana.